Cerita Perjalanan Gunung Bromo dengan motor

Moci


Triprofik.com- Pengalaman ke bromo Naik Motor-Bromo bukan hal yang asing lagi buat pendaki gunung, gunung Bromo memang sejak dulu memberikan pesona alam yang sungguh luar biasa, dan itupun tidak ada tandingannya, wisata dijawa timur, terkenal dengan gunung Bromo dan kawah Ijen, keduanya sama-sama gunung yang memang tidak ada duanya didunia.
Wajar saja kalau gunung Bromo menjadi iconnya para wisatawan dijawa timur, setiap tahunnya gunung Bromo rame dengan pengunjung, baik dari wilayah Indonesia sendiri bahkan mancanegara, wisata gunung Bromo tidak ada habisnya untuk di explor, keindahan alamnya mungkin tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata bijak manapun, sungguh ciptaha tuhan yang sangat luar biasa.
Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktiv hingga sekarang, namun masih dapat dikunjungi wisatawan apabila tidak ada tanda-tanda yang berbahaya dari gunung Bromo, ataupun tidak adanya peringatan dari pengurus setempat, bisa dipastikan gunung Bromo masih aman saja di kunjungi para wisatawan.
Gunung Bromo mengalami erupsi sudah beberapa kali dan peringatan dini sudah diluncurkan dengan tanda-tanda yang sudah terjadi sebelumnya, tercatat gunung bromo pernah meletus puluhan kali dan hampir tidak menetukan kalau gunung Bromo sudah sejak lama sering mengalami erupsi, dan berikut data dari tahun ketahun letusan gunung bromo yang berhasil diabadikan oleh wikipedia.
Sejarah letusan Bromo seperti dilansir wikipedia terjadi: 2011, 2010, 2004, 2001, 1995, 1984, 1983, 1980, 1972, 1956, 1955, 1950, 1948, 1940, 1939, 1935, 1930, 1929, 1928, 1922, 1921, 1915, 1916, 1910, 1909, 1907, 1908, 1907, 1906, 1907, 1896, 1893, 1890, 1888, 1886, 1887, 1886, 1885, 1886, 1885, 1877, 1867, 1868, 1866, 1865, 1865, 1860, 1859, 1858, 1858, 1857, 1856, 1844, 1843, 1843, 1835, 1830, 1830, 1829, 1825, 1822, 1823, 1820, 1815, 1804, 1775.
Dengan kejadian meletusnya gunung Bromo ini tidak dapat menjadikan momok menakutkan bagi masyrakat tengger semeru, dan masyarakat sekitar gunung Bromo sudah terbiasa dengan batuknya gunung Bromo, namun peringatan dari pemerintah masih dipatuhi oleh masyarakat sekitar.
Entah sudah berapa kali gunung Bromo mengeluarkan erupsinya, namun semua itu tidak menjadikan para wisatawan terhenti mengunjungi gunung Bromo, untuk selanjutnya para wisatawan dilarang memasuki area gunung Bromo jika dianggap membahayakan.

malang ke bromo naik motor berapa jam

Kebetulan waktu itu aku masih belum pulang kerja, dan berencana mengunjungi rumah temanku di kota Probolinggo, namun aku berasama kawanku yang ada di Bondowoso, sebelum aku berangkat ke Probolinggo, aku harus menjemput kawanku Imron yang ada di Tenggarang Bondowoso.
Sepulang kerja pada jam 15:00 sore hari, aku memulai keberangkatan ke Tenggarang, namun ditengah perjalanan hujan deras mengguyur tanah Bondowoso, sehingga badanku basah dengan air hujan yang tiba-tiba turun ditengah perjalananku.
Sempat berhenti menunggu redanya hujan, namun hujan malah makin deras saja, aku tidak sabar jika harus menunggu lama, aku paksakan berangkat meskipun hujan sedang turun sedaras-derasnya, dan itupun aku sempat berhenti beberapa kali dalam perjalanan, sebab jalanan mulai tidak kelihatan akibat hujan deras yang mengguyur tanah kotaku ini.
Derasnya hujan berganti rintik kecil yang mampu aku lawan, sesampainya dirumah Imron Tenggarang, aku cuma istirahat sebentar saja sambil menunggu azan mahgrib, setelah sholat mahgrib disana, kami bersiap berangkat ke kota Probolinggo.
Masih mendingan baju yang aku pakai mulai mengering diterpa angin jalanan, semakin jauh dari kotaku, dan mulai memasuki wilayah pertengahan kota Probolinggo temanku memberhentikan sepedanya, dengan bergantian aku yang membawa motornya.
Selang satu jam kemudian kami tiba di rumah temanku  Probolinggo dengan memakan waktu sekitar 2 jam dari kota Bondowoso, sesampai di sana aku disambut dengan hangatnya Teh manis yang sudah dipersiapkan jauh hari untuk menyambut datangnya kami dari kota Bondowoso.

Pengalaman ke bromo naik motor

Sudah terbiasa setelah sampai dirumah temanku ini, kami diajak makan bersama, dan makanan itu tidak sama dengan makanan yang aku makan setiap harinya, menurutku itu kepeting yang ada disungai, eh ternyata beda, awalnya aku merasa tidak enak makan makanan seperti itu, namun dengan saran temanku yang sekaligus tuan rumah ini, aku mencoba memakannya.
Dan ternyata makanan tersebut enak sekali, tapi sayangnya lebih banyak tulangnya daripada daging yang ada didalam tubuhnya, tapi tidak apa-apa jika hanya untuk merasakan sensasi makanan yang dirumaku sendiri tidak ada.

Bagikan:

Tags

Leave a Comment