Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pemikiran John Wansbrough, Islam yang Diadaptasi dari Yahudi

Pemikiran John Wansbrough, Islam yang Diadaptasi dari Yahudi

Pendahuluan

Tokoh orientalis Barat memang tidak pernah luput akan
kajiannya terhadap Islam. Bahkan sudah tidak mengejutkan lagi jika ada
orientalis yang mengkaji Islam dari sisi negatif, seperti menganggap Islam
bid’ah, Islam diadaptasi dari Yahudi, dan lainnya. Akan tetapi tokoh yang satu
ini tidak mengkaji Islam dari sisi Al-Qur’an-nya saja. Nabi Muhammad saw
beserta peristiwa Isra’ Mi’raj yang dilakukannya pun turut dikaji. Siapakah
tokoh tersebut? Ia adalah John Wansbrough. Pemikiran John Wansbrouh manganggap Islam diadaptasi dari yahudi.



Pada karyanya yang berjudul “Qur’anic Studies Source and
Methods of Scriptural Interpretation”, John Wansbrough memberikan pandangannya
terhadap Al-Qur’an, Nabi Muhammad, dan peristiwa Isra’ Mi’raj. Kira-kira
bagaimana isi pemikiran John Wansbrough? Kita akan mengetahuinya di pembahasan artikel ini.



Biografi John Wansbrough



John Wansbrough merupakan seorang ahli tafsir termashyur di London.
Pada tahun 1960, ia mengawali karir akademiknya dengan  menjadi staf
pengajar di SOAS University of London, tepatnya di Departemen Sejarah di School
of Oriental and Africa Studies, kemudian menjadi dosen Bahasa Arab di
Departemen Sastra Timur, bahkan pernah pula menjadi direktur di universitas
tempatnya bekerja.



Sebagai seorang pemikir produktif, ia sangat giat mengkaji
Al-Qur’an. Salah satu karya terbaiknya yang paling masyhur adalah “Quranic
Studies: Source and Methods of Scriptural Interpretation”, dan masih banyak
karya lainnya yang mengkaji Islam.



Pemikiran John Wansbrough Tentang Al-Qur’an, Nabi Muhammad,
Dan Isra’ Mi’raj



Dalam bukunya “Quranic Studies: Source and Methods of
Scriptural Interpretation”, Pemikiran John Wansbrough memberikan pandangannya terhadap
Al-Qur’an, Nabi Muhammad saw, dan Isra’ Mi’raj. Berikut adalah uraiannya:



  • Al-Qur’an



John Wansbrough enggan menyebut Al-Qur’an sebagai kitab
suci. Lantaran menurutnya, Al-Quran merupakan kepanjangan dari kitab Taurat.
Bahkan dengan merujuk pada surah Al-A’raf (7) 7 dan  Al-Saffat (31): 156,
ia mengartikan kata kitabullah dalam Al-Qur’an sebagai ketetapan dan otoritas,
bukan sebagai kitab suci.



  • Nabi Muhammad saw



Umat Islam meyakini bahwa Nabi Muhammad saw adalah penutup
para nabi dan rasul, itulah yang menjadi pembeda antara Nabi Muhammad saw
dengan nabi lain. Akan tetapi menurutnya, Nabi Muhammad saw tidak ada bedanya
dengan nabi lain, bahkan lebih rendah derajatnya dari Nabi Musa as.



Kisah kehebatan Nabi Musa kerap diceritakan dalam Al-Qur’an,
seperti dalam surah Al-Nisa’ (4): 164, dikisahkan Allah swt berbicara langsung
dengan Nabi Musa as. Lalu surah Al-A’raf (7): 143, yang mengisahkan
keinginan  Nabi Musa as untuk melihat wujud Allah swt. Kemudian kisah
masyshur tentang mukjizat tongkat dalam surah Al-Naml (27): 8-12 dan Al-Qasas
(28): 30-31.



Itulah kisah Nabi Musa as dalam Al-Qur’an yang mendasari
pendapatnya tentang kerendahan derajat Nabi Muhammad dari Nabi Musa as.



  • Isra’ Nabi Muhammad saw



Menurutnya, kisah perjalanan isra’ Nabi Muhammad saw dalam
surah Al-Isra’ (17): 1, tidaklah benar.



Surah Al-Isra’ (17): 1 menurutnya terindikasi adanya
tambahan, yang mana seharusnya mengisahkan perjalanan Nabi Musa as, tetapi
dimodifikasi oleh penulis Al-Qur’an supaya seolah-olah Nabi Muhammad saw yang
melakukan perjalanan malam itu.



Secara umum, dia menganggap kenabian Nabi Muhammad saw
adalah tiruan atas kenabian Nabi Musa as, yang secara sengaja dikembangkan demi
memenuhi kebutuhan teologi masyarakat Arab pada saat itu. Sementara Al-Qur’an
bagi John Wansbrough, bukanlah sumber biografis Muhammad, bukan pula kitab
suci, melainkan konsep yang sengaja disusun untuk memenuhi materi teologi Islam
tentang kenabian.



Kritik Cendekiawan Muslim Terhadap Pemikiran John Wansbrough



Pemikiran John Wansbrough tentang Al-Qur’an, Nabi Muhammad,
dan Isra’ Mi’raj tentunya mengundang banyak kritikan, beberapa di antaranya
adalah:



Fazlur Rahman, menurutnya, pandangan dia tentang Al-Qur’an,
Nabi Muhammad, dan Isra’ Mi’raj ini tidak memiliki dasar yang kuat dan tegas.
Harusnya untuk mengetahui apa itu Al-Qur’an, maka pencariannya dilakukan dalam
Al-Qur’a pula.



Issa J. Boullata, ia mempertanyakan metode yang dipakai dia
untuk mengkaji Al-Qur’an.  Menurutnya, apa yang dilakukan John Wansbrough
bukan representasi, melainkan seleksi dengan mencari cela kekurangan dalam
Al-Qur’an.



Referensi:

Kajian atas Pemikiran John Wansbrough tentang
Al-Qur’an dan Nabi Muhammad oleh Muhammad Alfatih Suryadilaga (Universitas
Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta).