Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pemikiran Regis Blachere Atas Kodifikas Al-Qur'an Masa Khalifah Utsman

Pemikiran Regis Blachere Atas Kodifikas Al-Qur'an Masa Khalifah Utsman

Pendahuluan

Pemikiran Regis Blachere, bahwa peristiwa kodifikasi Al-Qur’an
pada masa khalifah Ustman bin Affan menyimpan banyak misteri dan kerancuan.
Menurutnya, peristiwa tersebut terjadi atas kepentingan politis semata.



Bagaimana detail Pemikiran Regis Blachere terhadap peristiwa
kodifikasi Al-Qur’an ? Berkenaan dengan hal itu, tampaknya  asumsi
Blachere layak untuk didiskusikan lebih lanjut.



Biografi Regis Blachere



Regis Blachere lahir pada awal abad ke-20, tepatnya tahun
1900, di kota Paris, Perancis. Namun karena kepentingan keluarga, ia pindah ke
Maroko bersama kedua orang tuanya. Meski di awal pendidikannya sempat
tersendat, tetapi itu tak menyurutkan semangat belajar seorang Blachere. Ia pun
berhasil menjadi mahasiswa di Universitas Aljazair, dan memperoleh gelar
sarjana muda pada tahun 1922. Dilanjutkan dengan mengikuti kuliah yang diampu oleh
William Marcais, Blachere akhirnya menggenapkan gelar sarjananya pada tahun
1924.



Sejak saat itu, karir Blachere pun semakin menanjak, bahkan
ia pernah ditugaskan menjadi direktur di Institut des Hautes Etudes Marocaines.
Tak lelah menuntut ilmu, Blachere juga ternyata telah menyelesaikan dua tesis
untuk gelar doktoralnya di Universitas Sorbonne, Perancis. Hingga pada suatu
ketika di Sorbonne, Blachère berguru pada William Marçais, yang merupakan
seorang orientalis Perancis. Sejak saat itulah Blachere mulai menggiatkan
pemikirannya pada Islam.



Pemikiran Regis Blachere tentang Peristiwa Kodifikasi
Al-Qur’an pada Masa Khalifah Ustman Bin Affan



Berikut 4 Pemikiran Regis Blachere tentang peristiwa
kodifikasi Al-Qur’an pada masa khalifah Ustman Bin Affan:



Blachère menemukan adanya kontradiksi dan tumpang tindih
pada riwayat yang mengisahkan peristiwa kodifikasi Al-Qur’an pada masa khalifah
Ustman bin Affan.



Blachère menyangsikan riwayat-riwayat yang mengisahkan
bagaimana metode penghilangan objek catatan wahyu seperti, lembaran kulit
binatang, tulang unta, dan sebagainya. Apakah dengan dirobek, dibakar, atau
ditenggelamkan ke dalam air? Bukan tanpa alasan Blachère menyangsikan hal
tersebut, karena memang terdapat perbedaan riwayat yang mengisahkan secara pasti
bagaimana metode pemusnahan tersebut dilakukan. Sebab, jika pemusnahan mushaf
tersebut tidak dilakukan secara totalitas. maka sisa-sisa mushaf yang gagal
dimusnahkan dapat dipergunakan dan disalahgunakan.



Ada riwayat mayoritas yang mengisahkan peristiwa kodifikasi
Al-Qur’an pada masa khalifah Ustman bin Affan, riwayat itu bersandar pada empat
sahabat yaitu Abd Allah bin al-Zubair, Zaid bin Tsabit, Sa’id bin al-’Ashsh,
dan Abd al-Rahman bin al-H Harits. Selain itu, ada pula riwayat minoritas, dan
riwayat inilah yang menurut Blachere banyak cacatnya. Misalnya seperti riwayat
yang menyebut nama Ubay bin Ka’ab, di mana pada kenyataannya Ubay telah wafat
sejak dua tahun lalu sebelum peristiwa kodifikasi dilakukan.



Setelah peristiwa penghapusan objek catatan wahyu, Utsman
bin Affan lantas menyalin hasil kodifikasi Al-Qur’an menjadi beberapa salinan,
untuk kemudian dikirimkannya ke kota-kota besar seperti seperti Basrah, Mekah,
Damaskus, dan Kufah. Mengenai peristiwa tersebut, Blachère juga mempertanyakan,
bagaimana proses penyebaran mashahif itu? Dan bagaimana sikap kaum Muslim
menerima nya?



Sikap Cendekiawan Muslim atas Pemikiran Regis Blachere



Asumsi yang cenderung negatif dari Regis Blachere terhadap
peristiwa kodifikasi Al-Qur’an pada Masa Khalifah Ustman Bin Affan tentunya
memancing kritik cendekiawan muslim, seperti halnya Taufik Adnan Amal.



Menurut Taufik Adnan Amal, penting melakukan ragam plural
bacaan saat melakukan upaya penafsiran, demi memberikan khazanah tafsir yang
terbuka, sehingga tidak melihat dari satu sudut pandang saja.  Menurutnya,
Blachere hanya mengutip riwayat yang dinilainya akan memberi dukungan pada
asumsinya saja, dan menutup mata pada riwayat yang lain. Pengutipan sebagian
yang dilakukan Blachere itu menunjukkan sikap tidak objektif dan sikap bias
seorang peneliti. Karena cenderung menyembunyikan kebenaran dari
riwayat-riwayat lain yang memiliki derajat kuat.



Referensi: 

Teori Kodifikasi Mushaf Usmani: Telaah Kritis
Atas Karya Régis Blachère oleh Andar Nubowo (Ecoles Des Hautes Etudes En
Sciences Sociales/EHESS, Paris, Perancis).