Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Teknik Analisis Data Kualitatif

Teknik Analisis Data Kualitatif

Analisis data adalah proses pengaturan dan mengorganisasikan
data agar menjadi satu kesatuan kategori, pola, dan uraian dasar. Beberapa
peneliti kualitatif berusaha mengumpulkan data selama mungkin dengan maksud
akan dianalisis setelah meninggalkan lapangan. Namun cara yang dilakukan
peneliti kualitatif tersebut salah, sebab dengan cara itu akan mengakibatkan
banyak situasi atau fakta yang tidak terekam, yang menjadikan peneliti lupa
melakukan penghayatan atas situasi yang sedang berlangsung, padahal beberapa
aspek dapat berubah seiring dengan berjalannya situasi. Maka dari itu, proses
pengumpulan data oleh peneliti dianjurkan untuk dibarengi dengan proses
mendeskripsikan, menuliskan, mengklasifikasikan, menyajikan, dan mengedit. [1] Adapun model
analisis data kualitatif menurut Miles dan Hubermen yang dikutip oleh Wahab,
tepatnya ada 3 (tiga) tahap, yaitu:



Tahap Reduksi Data



Berikut adalah beberapa prosedur analisis selama pengumpula
data:



Pertama, merangkum data interaksi langsung dengan orang,
peristiwa, dan situasi di tempat penelitian. Pada langkah ini, peneliti akan
memilah dan merangkum dokumen mana saja yang relevan.



Kedua, pengkodean. Pengkodean seharusnya dilakukan dengan
memperhatikan sedikitnya empat hal ini:



  • Menggunakan simbol atau rangkuman.
  • Kode dibuat dengan struktur tertentu.
  • Kode dibuat dengan tingkat mendetail.
  • Keseluruhannya dibuat dalam sistem yang kredibel.









Ketiga, selama masa pengumpulan data, peneliti dianjurkan
untuk membuat catatan obyektif. Selain itu, peneliti juga perlu mengklasifikasikan,
mengedit, dan mendeskripsikan situasi dengan faktual, obyektif-deskriptif, atau
sebagaimana adanya.



Keempat, peneliti dianjurkan untuk membuat catatan reflektif
selama masa penelitian berjalan. Apa yang terpikir dan terangan oleh peneliti
pada saat penelitian berlangsung, peneliti dianjurkan untuk langsung menuliskannya.



Kelima, peneliti dianjurkan untuk membuat catatan marginal.
Miles dan Huberman sendiri mengklasifikasikan komentar peneliti tentang
substansinya dan metodologinya. Komentar substansial di sini adalah catatan
marginal,



Keenam, penyimpanan data. Untuk menyimpan data sedikitnya ada
tiga hal yang perlu diperhatikan:



  • Pemberian tanda atau label.
  • Memiliki format yang normalisasi tertentu uniform.
  • Menggunakan angka indeks dengan sistem yang terstruktur
    dengan baik.







Ketujuh, selama proses pengumpulan data peneliti diharapkan
membuat memo. Menurut Miles dan Huberman, memo di sini adalah konseptualisasi
die atau teoritiasi ide, yang mana dapat dimulai dengan mengembangkan pendapat
maupun proporsi.



Kedelapan, analisis antar tempat penelitian. Pada
implementasinya, seringnya penelitian dilakukan di beberapa tempat atau bahkan
dilakukan oleh lebih dari satu peneliti. Maka dari itu, catatan oleh peneliti,
baik deskriptif, reflektif, marginal, atau catatan lainnya di masing-masing
tempat penelitian, sangat diperlukan untuk membentuk satu kesatuan antara satu
tempat penelitian dengan tempat penelitian yang lain.



Kesembilan, membuat rangkuman sementara antar tempat
penelitian. Berisi matriks yang menunjukkan ada dan tidaknya data yang dicari
di tempat penelitian.[2]



Berdasarkan poin penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa
seorang peneliti dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dengan
kecermatan, kedalaman, keluasan wawasan. Jika memiliki kemampuan tersebut,
sudah pasti peneliti akan dapat melakukan reduksi data dengan tepat dan cepat.
Sementara bagi peneliti pemula, reduksi data dapat dilakukan dengan berdiskusi
dengan teman atau seseorang yang ahli. Melalui sarana diskusi itu, harapannya
wawasan peneliti akan berkembang, dan data yang dihasilkan dari reduksi akan
semakin bermanfaat untuk menjawab pertanyaan penelitian.



Analisis adalah instrumen yang sangat penting dalam suatu
penelitian. Sebab dari analisis, dapat dihasilkan sebuah garis besar yang mana
di dalamnya bisa ditarik kesimpulan sebagai tujuan akhir penelitian. Prosedur
analisis data dapat dimulai pertama-tama dengan menelaah seluruh data yang ada,
baik itu observasi, wawancara, dokumentasi pribadi, dokumentasi resmi, dan lain
sebagainya.



Tahap Penyajian Data



Pada tahap ini peneliti lebih banyak dituntut untuk turut
terlibat dalam aktivitas penampilan atau penyajian dari data yang dianalisis
dan dihimpun sebelumnya, mengingat penelitian kualitatif ini lebih banyak
menghasilkan data-data yang bentuknya teks deskriptif naratif. Display adalah
format yang menampilkan informasi secara tematik kepada pembaca.[3] Menurut Miles
dan Huberman ada dua macam format, yaitu: matriks dan diagram konteks (context
chart).



Penelitian kualitatif lebih sering memfokuskan pada
kata-kata, perilaku atau tindakan orang yang terjadi pada situasi tertentu. Hal
ini dapat menjadi aspek relevan untuk menunjang sistem sosial di mana seseorang
berkiprah (sekolah, ruang kelas, departemen, keluarga, masyarakat lokal, dan
agen).



Penyajian data dilakukan agar hasil reduksi data dapat
terstruktur, terorganisir, dan tersusun dalam alur hubungan, dengan begitu
rencana kerja penelitian selanjutnya dapat dengan mudah dilaksanakan. Pada
langkah ini peneliti berupaya menyusun data yang relevan sehingga informasi
dapat dimaknai dan disimpulkan dengan baik. Prosedurnya dapat dilakukan dengan
cara menyajikan data, menghubungkan antar fenomena untuk menelaah apa yang
sebenarnya terjadi, apa yang harus ditindaklanjuti dan dibenahi demi
tercapainya tujuan penelitian. Penyajian data yang tepat menjadi langkah
penting untuk mencapai analisis kualitatif yang valid.



Menurut Miles and Hubermen yang dikutip oleh Wahab
menyatakan: ”the most frequent form of display data for qualitative research data
in the post has been narrative text” yang seringnya digunakan untuk menyajikan
data pada penelitian kualitatif adalah teks atau kata-kata yang bersifat
naratif. Miles dan Huberman juga berperan besar dalam membantu peneliti
kualitatif dengan model-model penyajian data kuantif yang ditawarkannya,
seperti penggunaan grafiks, tabel, amatriks dan sebagainya; tidak diisi dengan
angka-angka tetapi dengan teks atau phase verbal.



Dalam membuat display data, selain dengan teks naratif juga
dapat disajikan menggunakan diagram alur (flow chart), bagan, pictogram, hubungan
antar kategori, dan sejenisnya. Namun kesimpulkan yang dihasilkan ini sifatnya
masih sementara, dan akan berubah jika ditemukan fakta-fakta kuat yang
mendukung tahap pengumpulan data selanjutnya.



Tahap penarikan dan verifikasi



Pada tahap ini kesimpulan akan didasarkan pada temuan dan
hasil verifikasi data. Seperti yang telah diuaraikan di atas, bahwa kesimpulan awal
sifanya masih sementara dan akan berubah seiring berjalannya masa pengumpulan
data, apabila ditemukan fakta-fakta yang mendukung tahap pengumpulan data
selanjutnya. Proses untuk mendapatkan bukti disebut sebagai verifikasi data.
Namun jika kesimpulan awal yang dihasilkan sudah didasarkan pada fakta-fakta
yang kuat dalam artian konsisten dengan situasi yang dijumpai saat peneliti
kembali ke lapangan maka kesimpulan dihasilkan tersebut sudah kredibel,
sifatnya tidak lagi sementara.



Verifikasi oleh peneliti baiknya masih tetap terbuka untuk
menerima data tambahan, meski data itu tidak tergolong data bermakna yang akan
memberikan dampak pada penelitian. Untuk itu peneliti juga harus jeli dalam
memutuskan mana data yang memiliki makna dan mana data yang tidak bermakna atau
tidak diperlukan. Data yang dapat diproses verifikasi adalah data yang
berbobot, absah, dan kuat. Sementara data yang lemah, tidak berdampak, dan
bahkan menyimpang jauh harus dipisahkan.



Suatu data dapat dinilai kualitasnya melalui beberapa cara,
yaitu:



  • Memverifikasi melalui keterwakilan atau representativeness
  • Memverifikasi melalui triangulasi
  • Memilah bukti dari yang bersumber dari data-data yang
    terpercaya
  • Membuat perbandingan data
  • Menggunakan kasus ekstrim yang diimplementasi dengan menjelaskan
    data negatif











Dengan cara-cara di atas, harapannya peneliti dapat
memperoleh informasi yang dapat menunjang tercapainya tujuan penelitian.
Penarikan kesimpulan suatu penelitian kualitatif diharapkan menjadi inovasi
atau penemuan baru yang sebelumnya tidak pernah ada. Temuan penelitian
kualitatif ini dapat berupa gambatan suatu objek yang sebelumnya abu-abu atau
tidak pasti, atau berupa deskripsi. Temuan juga dapat berupa kausal, hipotesis,
maupun teori.



Adapun interpretasi data yaitu memberikan arti penting
terhadap analisis, memaparkan pula uraian dan mencari kesinambungan antara
dimensi-dimensi uraian. Maka dikarenakan penelitian ini jenisnya kualitatif,
maka data yang terhimpun juga berupa kualitatif, yang mana dalam proses
menganalisisnya juga dilakukan dengan metode kualitatif pula. Interpretasi
disajikan dengan kalimat atau kata-kata yang dipisah-pisah menurut kategori
data penelitian agar dapat ditarik suatu kesimpulan. Dalam penelitian
kualitatif analisis data lebih difokuskan pada saat proses penelitian di
lapangan berlangsung, dilakuakan bersamaan dengan pengumpulan data lainnya.



Analisis Pra Lapangan



Analisis menggunakan data sekunder, atau data hasil studi
pendahuluan, digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun meski begitu
penelitian masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti
terjun ke lapangan.



Data analisis pra lapangan ini dilakukan guna untuk
struktural dan planning untuk memudahkan jalannya penelitian yang akan
berlangsung. Harapannya dengan adanya analisis pra lapangan ini peneliti dapat
memperoleh data yang dibutuhkan.



Analisis Data di Lapangan



Dilakuakn setelah data selesai dihimpun dalam kurun waktu
tertentu. Pada saat melakukan wawacara, peneliti harus sudah menganalisis
jawaban dari orang yang diwawancarai. Ketika setelah dianalisis jawaban terasa
tidak cukup memuaskan, maka peneliti akan mengajukan pertanyaan kembali sampai
jawaban memuaskan bisa didapat, dan diperoleh data yang kuat. Aktivitas
analisis data pada penelitian kualitatif dilakuakan secara interaktif, intensi,
dan terus menerus sampai selesai, hingga data menjadi jenuh.



Referensi










[1]A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Metode Gabungan,
(Jakarta: Kencana, 2017), hal. 407







[2]Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta:
Universitas Indonesia Press, 1992), h
al.16







[3]Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kebijakan dan
Evaluation Research: Integrasi Penelitian, Kebijakan, dan Perencanaan
,
(Yogyakarta: Rake Sarasin, 2004) hal. 99