Mungkin bagi sebagian orang, mencantumkan gelar akademik atau gelar adat di dalam undangan pernikahan terasa seperti hal yang formalitas belaka. Tapi jangan salah, di Indonesia, undangan pernikahan dengan gelar adalah bentuk penghormatan (tata krama) kepada pihak keluarga maupun tamu undangan. Salah tulis sedikit, bisa-bisa ada pihak yang merasa kurang dihargai.
Kamu pasti nggak mau kan, momen bahagia ini terganggu hanya karena urusan teknis penulisan nama? Tenang saja, artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana cara mencantumkan gelar di undangan pernikahan dengan benar, kapan harus memakainya, dan bagaimana menjaga estetika desain undangan kamu tetap terlihat clean.
Mengapa Penulisan Gelar di Undangan Pernikahan Itu Penting?
Di budaya kita, gelar seringkali dianggap sebagai representasi dari perjuangan dan pencapaian seseorang. Baik itu gelar akademik (S.T., M.M., Dr.), gelar keagamaan (Haji/Hajjah), maupun gelar adat. Mencantumkannya dalam undangan pernikahan bukan berarti ingin pamer, melainkan menjaga marwah keluarga besar.
Menghargai Pencapaian Orang Tua
Seringkali, keputusan mencantumkan gelar bukan datang dari calon mempelai, melainkan dari orang tua. Bagi mereka, menyematkan gelar adalah bentuk kebanggaan atas keberhasilan anak-anaknya dalam menempuh pendidikan. Jika kamu berada di posisi ini, sebaiknya diskusikan dengan kepala dingin agar format tulisan tetap serasi dengan tema undangan.





